SEJARAH PASAR TAMBAK
Pada jaman dahulu ada seorang Raja dari jogjakarta(yang sampai saat ini belum di ketahui masa kekuasaan raja keberapa)
Raja dari jogja tersebut mempunyai anak yang bernama pangeran GIRI NOTO. Sang anak tersebut sejak di lahirkan mempunyai sakit kulit. Sang Raja berupaya untuk kesembuhan anak kesayangannya tersebut,sudah berbagai macam cara untuk kesembuhan dilakukan namun belum membuahkan hasil. Di saat keputusasaan sang raja mendapatkan wangsit untuk kesembuhan anaknya yaitu dengan melarung di sungai bengwan solo.
Sebagai wujud kasih sayang sang raja yang berniat mencari kesembuhan bagi sang anak dengan hati yang sabar iklas dan yakin akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa sang Raja melarung anaknya tersebut sebut di sungai bengawan solo dengan menaiki PRAHU JORONG ( perahu istimewa yang dimiliki sang raja) dengan membawa bekal yang banyak dan di sertakan dua orang emban kerajaan untuk menjaganya .
Sang raja bersabda “ hai anakku kamu aku larung di sungai bengawan solo dengan prahu jorong ini suatu saat nanti dimana bekal mu habis ya disitulah tempat tinggalmu “
Setelah bebrapa hari perjalanan menyusuri sungai bekal tersebut habis maka bersandarlah prahu jorong tersebut tepatnya pada hari jumat wage bulan suro.kemudian emban tersebut membuat patok prahu di pinggir sungai untuk menambatkan prahunya dan kelak menjadi tempat tinggal pangeran giri noto beserta embannya.
Di tempat patok bersandarnya perahu jorong tersebut membeli bahan makanan perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya tanpa di tawar.setelah di anggap cukup Emban dan pangeran giri noto membuat rumah di tambak di sekitar area patok tempat bersandarnya perahu jorong tersebut.sehingga lama kelamaan tradisi jual beli tersebut secara turun temurun di tiru oleh warga sekitar.sampai akhirnya meninggal emban dan pangeran tersebut di makamkan di desa tambak(sekarang makam tersebut berada di tengah dusun tambak). Sebagai kepercaan orang jawa jika membeli bahan makanan dan peralatan rumah tangga yang dibuat oleh warga tambak akan membawa berkah dan kelancara usahanya.
Di hari hari tertentu ada peziarah yang datang untuk berdoa dan menepi di petilasan patok tersebut bahkan Setiap bulan suro malam jumat wage banyak didatangi untuk berbelanja dan ngalap berkah. Uniknya setiap sewindu(8tahun) sekali setiap suro malam jumat wage, pasar tambak banyak di kunjungi warga dari berbagai penjuru wilayah.
Sumber; byn tambak jarwo
Pak bayan dari cerita sesepuh warga tambak
mbah marto sentono
Mbah wirosinto
menambah pendapatan warga sekitar
Melestarikan budaya adat di desa sribit
Menambah pendapatan warga sekitar dan perekonomian lebih meningkat di warga sekitar dan untuk melestarikan budaya di tengah masyarakat
penjual barang perbotan rumah tangga tradisional seperti tumbu, kukusan, beruk dan pecut serta banyak lainnya
Perangkat Daerah/Instansi |
Desa Sribit, Sidoharjo |
Alamat |
TAMBAK RT 12 RW 03 SRIBIT SIDOHARJO SRAGEN |