Krisis energi yang terjadi saat ini merupakan masalah yang memiliki pengaruh yang sangat besar karena energi merupakan sumber kebutuhan primer bagi masyarakat luas. Harga minyak dunia yang mengalami kenaikan secara fluktuatif akan memperparah keadaan tersebut. Pengembangan sumber energi pengganti sumber energi yang tersedia saat ini masih perlu dilakukan mengingat banyak sumber daya yang tidak dapat diwujudkan. Salah satu yang bisa digunakan sebagai sumber energi baru adalah briket.
Pemanfaatan briket atau arang sebagai bahan bakar alternatif merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil yang semakin menipis dan merusak lingkungan. Pada penelitian ini, telah dikembangkan pembuatan briket dengan bahan dasar bunga pinus. Pembuatan briket dimulai dengan membuat arang bunga pinus menggunakan metode pembakaran. Bunga pinus yang dibakar tersebut kemudian dihaluskan dan dicampur menggunakan lem tepung tapioka yang terbuat dari campuran tepung dan air supaya merekat satu sama lain. Setelah itu, arang dibentuk menggunakan cetakan pipa air. Proses selanjutnya adalah pengeringan selama +/- 1 hari. Dalam penelitian ini adalah perbandingan komposisi arang briket bunga pinus dengan lem tepung tapioka, yaitu 1:1, 2:1, dan 3:1.
Kebutuhan suatu negara terhadap energi merupakan suatu hal yang mutlak, tidak terkecuali Indonesia yang menjadi negara pengimpor minyak fosil. Keadaan ini akan semakin parah pada saat harga minyak dunia mengalami kenaikan yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan akibat krisis energi ini sangat besar karena energi merupakan sumber kebutuhan primer bagi manusia. Upaya untuk mengatasi krisis energi ini harus secara terus menerus dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengembangan briket yang khusus digunakan untuk pengganti maupun melengkapi kebutuhan energi panas rumah tangga.
Di sisi lain, banyaknya potensi-potensi energi alternatif yang dapat kita hasilkan dari limbah kehutanan yaitu seperti bunga pohon pinus. Pohon pinus merupakan tanaman yang menghasilkan makanan pokok untuk tupai berupa kacang pinus yang berada di dalam bunga pinus. Di hutan banyak sekali bunga-bunga pinus yang berserakan di tanah. Populasi pinus yang ada di Indonesia tersebar di Sumatera, Aceh dan seluruh pulau Jawa. Masyarakat umum biasanya menggunakan bunga pinus hanya untuk hiasan, jadi dengan adanya potensi banyaknya pohon pinus yang berlimpah membuat kami ingin memanfaatkannya sebagai sumber energi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memecahkan persoalan itu adalah melalui pengolahan bunga pinus tersebut menjadi briket.
Bunga pinus adalah bagian dari pinus yang sudah tidak dipakai maupun termakan oleh tupai dan merupakan limbah biomassa yang sangat berpotensi untuk pembuatan briket. Melihat potensi banyaknya bunga pinus sebagai bahan biomassa yang sangat baik, dilakukan penelitian dan percobaan tentang bunga pinus sebagai bahan energi alternatif yang ramah lingkungan dan sebagai inovasi baru yang tak terduga.
1. Ramah Lingkungan: Briket terbuat dari limbah biomassa seperti bunga pinus, serbuk
kayu, sekam padi, serbuk gergaji, sabut kelapa, dan lain sebagainya. Penggunaan briket
dapat mengurangi limbah biomassa yang dibuang ke lingkungan sehingga mengurangi
polusi dan kerusakan lingkungan.
2. Harga Terjangkau: Harga briket lebih terjangkau dibandingkan dengan bahan bakar
fosil seperti batu bara dan minyak bumi.
3. Mudah Didapatkan: Bahan baku untuk membuat briket mudah didapatkan dan tersedia
secara melimpah di alam.
Nama |
Nadine Aluna, Aulia Radisty, Elsa Joice |