Limbah kulit pisang merupakan salah satu masalah lingkungan yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang. Salah satu limbah ini hampir dapat ditemui di kehidupan sehari-hari, mulai dari rumah tangga, pedagang makanan, dan masih banyak lagi. Padahal limbah ini dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya menimbulkan bau yang tidak sedap, menjadi sarang nyamuk, serta dapat mencemari lingkungan sekitar. Masih belum banyak masyarakat yang tau bagaimana cara mengolah limbah tersebut agar dapat berguna kembali sekaligus dapat mengurangi pencemaran. Selanjutnya yaitu limbah baterai, hampir atau bahkan semua rumah tangga di Sragen menggunakan sumber energi yang satu ini. Namun, kebanyakan di masyarakat Sragen masih bergantung pada baterai sekali pakai yang tidak dapat di isi kembali. Mereka hanya membuang begitu saja baterai yang sudah habis, padahal zat-zat yang terkandung di dalam sebuah baterai dapat mencemari lingkungan. Hal ini akan membuat limbah baterai semakin bertambah dan memperburuk masalah pencemaran lingkungan. Jika baterai sekali pakai dibuang sembarangan dan mengeluarkan zat-zat berbahaya seperti merkuri dan kadmium, hal ini dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama jika terhirup atau tertelan dalam jumlah yang cukup banyak.
Penggunaan bio baterai dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan kedua limbah tersebut. Bio baterai merupakan baterai yang dalam komponennya menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan. Zat mangan pada baterai biasa yang berbahaya bagi tanah dapat digantikan dengan pasta kulit pisang. Setelah melakukan beberapa percobaan dan praktikum, kita mendapatkan hasil bahwa kulit pisang dan baterai bekas yang sebelumnya hanya menjadi sebuah limbah dapat digunakan kembali. Hal ini dibuktikan pada hasil penelitian dimana voltase yang dihasilkan dari bio baterai ini sekitan 1,3-1,5 volt. Dengan voltase sebesar tersebut, maka kita dapat menyalakan sebuah jam dinding dengan kurun waktu pakai sekitar 5-6 hari. Dengan adanya invoasi bio baterai ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah kulit pisang dan baterai bekas untuk dapat digunakan kembali.
Kata Kunci: Kulit Pisang, Limbah Baterai, Bio Baterai
Limbah kulit pisang rumahan merupakan salah satu masalah lingkungan yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang. Padahal, limbah ini dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Adapun dampak dari limbah kulit pisang yaitu:
Kulit pisang yang dibiarkan begitu saja di tempat terbuka akan mengalami proses pembusukan yang mengeluarkan bau tidak sedap. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar dan membuat udara menjadi tidak sehat untuk dihirup.
Kulit pisang yang dibiarkan begitu saja di tempat terbuka dapat menjadi sarang nyamuk. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya.
Jika limbah kulit pisang tidak dikelola dengan baik, maka dapat mencemari lingkungan sekitar. Limbah ini mengandung bahan organik yang dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan jika tidak diolah dengan benar.
Selanjutnya limbah baterai. Seperti limbah-limbah pada umumnya, limbah baterai juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Adapun dampak dari limbah bareai yaitu, menghasilkan limbah yang tidak dapat didaur ulang Baterai sekali pakai umumnya tidak dapat didaur ulang karena komponennya yang sulit dipisahkan. Hal ini akan membuat limbah baterai semakin bertambah dan memperburuk masalah pencemaran lingkungan. Jika baterai sekali pakai dibuang sembarangan dan mengeluarkan zat-zat berbahaya seperti merkuri dan kadmium, hal ini dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama jika terhirup atau tertelan dalam jumlah yang cukup banyak.
Penggunaan bio baterai yang dibuat dari kulit pisang dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan penggunaan baterai sekali pakai. Bio baterai dari kulit pisang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan baterai sekali pakai. Hal ini karena bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bio bateraberasal dari bahan organik yang mudah terurai dan tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Bio bateraidari kulit pisang dapat didaur ulang karena bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya mudah terurai. Hal ini dapat mengurangi jumlah limbah baterai dan mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah. Bio baterai dari kulit pisang memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan baterai tradisional. Hal ini dapat membuat harga jual menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
Kulit pisang merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui secara terus menerus, sehingga produksi bio baterai dari kulit pisang dapat dianggap sebagai sumber daya yang terbarukan. Dengan menggunakan bio bateraidari kulit pisang, masyarakat dapat membantu megurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh baterai sekali pakai pada lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, produksi bio baterai juga dapat membuka peluang usaha baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Melihat kondisi tersebut maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang secara khusus untuk mencari, mengoptimalkan dan menggunakan sumber energi alternatif.
Hasil penelitian tersebut diharapkan mampumengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan sumber energi fosil yang ada di alam ini dan sekaligus dapat menjadi sumber energi alternatif yang mudah danmurah serta bermaanfaat bagi manusia yang didapat dari pemanfaatan barang bekas yang tidak dapat digunakan lagi (daur ulang), salah satunya adalah batu baterai. Dimana batu baterai adalah alat listrik kimiawi yangmenyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik arus searah (DC=Direct current).
Banyak yang belum mengetahui bahayanya membuang batu baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telephon seluler, maupun alat-alat lain yang menggunakan batu baterai sebagai sumberenergi. Batu baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, timbal, nikel, lithium dan yang lainnya. Batu baterai termasuk termasuk dalam B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Yang bila dibuangsembarangan kandungan logam berat dan zatzat berbahaya yang terdapat dalam baterai bisa mencemari air dan tanah yang dampaknya akan membahayakan manusia. Dari permasalahan diatas, maka penulismempunyai gagasan atau ide untuk melakukan penelitian untuk memanfaatkan barang bekas dan limbah sebagai sumber energi alternatif. Yang mana barang bekas yang digunakan adalah batu baterai dengan mengganti pastanya dan memanfaatkan sampah dari kulit pisang dan kulit buah durian, yang nantinya diharapkan dapatmemperoleh energi alternatif yang ramah lingkungan. Yang bisa digukan oleh daerah-daerah terpencil di Indonesia yang belum dialiri oleh listrik.
Bio baterai kulit pisang memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari jenis-jenis baterai lainnya. Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, bio baterai kulit pisang dapat menjadi alternatif baterai yang ramah lingkungan, ekonomis, dan terbarukan serta membantu mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan.
Nama | Muhammad Haq Usmanuhak |
---|