Tujuan dari pembuatan aplikasi ini untuk : (1) menunjukkan desain dan proses pembuatan aplikasi e-modul fisika berbasis web dengan pendekatan Computational Thinking pada materi Hukum Newton tentang gerak, dan (2) mengetahui kelayakan aplikasi e-modul fisika dengan pendekatan Computaional Thinking pada materi Hukum Newton tentang gerak. Proses pembuatan aplikasi melalui tiga tahapan utama, yaitu : (1) Tahap persiapan, meliputi : penentuan topik materi, analisis SK dan KD, penyusunan LKPD, materi, dan soal evaluasi., (2) Tahap pembuatan, meliputi : penyusunan dan peletakkan draft konten pada website, dan konversi website ke dalam format apk., dan (3) Tahap penyelesaian, meliputi : validasi oleh ahli materi dan ahli media pembelajaran.
Hasil pembuatan berupa aplikasi android e-modul fisika yang memiliki delapan (8) menu utama, antara lain : (1) Computational thinking (CT) , (2) KD, Tujuan Pembelajaran, dan Peta Konsep, (3) LKPD, (4) Materi, (5) Penyelesaian Masalah Fisika dengan CT, (6) Evaluasi, (7) Glosarium, dan (8) Daftar Pustaka. Aplikasi ini memiliki fitur diskusi berupa kolom komentar, dan dapat terintegrasi dengan layanan google lainnya (google formulir, drive, slides, dan lain sebagainya). Berdasarkan analisis data, disimpulkan aplikasi e-modul yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa.
Kata kunci : aplikasi e-modul fisika, web, computational thinking, Hukum Newton tentang Gerak.
Masyarakat hari ini tidak bisa lepas dari smartphone dalam setiap aktivitas keseharian mereka. Tidak terkecuali para pelajar di Indonesia. Sudah menjadi hal yang biasa ketika para Pelajar SMA menggunakan smartphone pada saat berada di sekolah. Fakta dan kondisi tersebut bisa menjadi awal masalah sekaligus menjadi tantangan dan peluang. Masalah muncul ketika para pelajar menggunakan smartphone hanya untuk aktivitas hiburan (entertainment) dan tidak terkontrol dengan baik. Seperti bermain media sosial, games, dan hiburan lainnya yang berlebihan dan tidak bermanfaat. Survei Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa 31,35% pelajar SMA menggunakan smartphone untuk bermain media sosial, 36,3% untuk hiburan dan games, dan sisanya hanya sekitar 18,7?ri mereka menggunakan smartphone untuk mengerjakan tugas sekolah (CNN Indonesia, 2018: 1). Tantangan dan peluang muncul untuk memanfaatkan perangkat cerdas yang mereka miliki dalam pembelajaran. Sehingga aktivitas mereka dengan smartphone dapat lebih terarah dan bermanfaat, dalam hal ini untuk mendukung pembelajaran sekolah.
Salah satu pemanfaatan smartphone untuk pembelajaran adalah pembuatan media pembelajaran berupa aplikasi android. Modul elektronik adalah salah satu bentuk dari media tersebut. Suyoso (2014 ) melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Web Format Mobile Version sebagai Media Pembelajaran Fisika dapat diakses Melalui Smartphone Platform Android. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa modul elektronik yang dikembangkan dinyatakan sangat layak oleh ahli media serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Merespon arus penetrasi teknologi yang begitu deras, para ahli mengusulkan C yang kelima dari 4C Keterampilan Abad 21 (Four Cs 21st Century Skills) yaitu Computational Thinking (CT). Hadirnya CT menurut Bell (2016:4) dimaksudkan agar para siswa bukan hanya menjadi pengguna teknologi, seharusnya mereka mampu berpikir bagaimana sebuah teknologi dapat bekerja dan dirancang.
Terdapat dua jenis aktivitas pembelajaran dengan pendekatan CT, yaitu aktivitas dengan komputer (plugged) dan aktivitas tanpa komputer (unplugged). Aktivitas CT tanpa computer menegaskan bahwa CT bukan hanya sekadar
keterampilan mengoperasikan teknologi digital dan pemrograman , namun CT sebagai keterampilan proses mental (Caeli& Yadav : 2020 : 2). Penerapan CT secara unplugged dalam pendidikan memungkinkan peluang lebih untuk
digunakan pada banyak subyek mata pelajaran (Bell and Vranhold, 2018). Penelitian mengenai CT Unplugged pada kelas sains di sekolah menengah relatif masih sedikit. Peel, Sadler, dan Friedichsen (2019) melakukan studi investigasi
pengintegrasian CT Unplugged dalam pembelajaran biologi materi seleksi alam di sekolah menengah di Amerika. Penelitian tersebut menerapkan CT Unplugged dengan konsep yang mereka namai CT UPDATE (Computational Thinking Unplugged Design Algorithmic Explanation). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa CT UPDATE mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang materi seleksi alam dan mampu mengurangi tingkat miskonsepsi siswa. Selain itu penelitian juga membuktikan bahwa CT Unplugged dapat diterapkan dan diintegrasikan dalam kelas sains serta mendukung pemahaman siswa terhadap materi sains.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk membuat aplikasi e-modul fisika menggunakan pendekatan Computational Thinking dengan aktivitas unplugged pada materi Hukum Newton tentang gerak yang dapat diakses melalui smartphone oleh siswa secara mandiri.
Adapun Keunggulan pada produk aplikasi Belajar Fisika adalah :
a. Tersedia di Playstore
b. Mudah dan ringan dioperasikan
b. Dapat dijalankan pada berbagai smartphone dengan Sistem Operasi Android yang beredar
c. Tampilan antarmuka yang menarik
d. Mendukung penggunaan secara mandiri, dilengkapi evaluas dan umpan balik
e. Fitur kolom komentar menambah interaktivitas siswa karena dapat bertanya dan berdiskusi
Nama |
Muhammad Anton Kuncoro |