Dekomposer bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas merupakan salah satu inovasi yang diciptakan sebagai upaya untuk mengurangi dan mengolah limbah lingkungan yang masih memiliki manfaat. Bonggol pisang teridentifikasi mengandung mikroorganisme lokal (MOL) seperti Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus niger yang memiliki kemampuan mendekomposisi bahan organik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai dekomposer limbah yang dapat menghasilkan pupuk organik. Pemanfaatan limbah kulit nanas selama ini belum maksimal dilakukan, kulit nanas masih bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomi misalnya dekomposer. Kulit pisang merupakan substansi organik yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan dekomposer serta dapat menjadi makanan bagi mikroorganisme karena mengandung karbohidrat dan glukosa. Kemudian kami melihat adanya potensi pemanfaatan bahan limbah lingkungan tersebut di Kabupaten Sragen yang masih jarang dimanfatkan oleh masyarakat.
Dari permasalahan di atas, kami membuat sebuah inovasi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan inovasi dekomposer dari bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas. Dekomposer ini menggunakan bahan utama berupa bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas serta dipadukan dengan bahan alami lainnya. Penggunaan bahan baku tersebut dapat mengurangi limbah lingkungan di Kabupaten Sragen. Dimana limbah ini tersedia melimpah dan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan bahan baku dekomposer alami.
Dengan pemanfaatan ini diupayakan dapat mengurangi limbah lingkungan yang jika tidak diolah dengan baik dapat menjadi sumber penyakit. Selain dapat mengurangi limbah lingkungan, inovasi dekomposer dari bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas diharapkan dapat mengatasi masalah pertanian yang ada di Kabupaten Sragen.
Kata kunci : dekomposer, bonggol pisang, kulit pisang, kulit nanas
Perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan bahan organik tanah dapat dilakukan melalui penambahan bahan organik atau kompos. Umumnya dalam pembuatan pupuk kompos akan membutuhkan waktu lama apabila tidak dibantu dengan mikroorganisme Biodekomposer. Biodekomposer merupakan konsorsium mikroba yang berfungsi untuk menguraikan bahan organik, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar daerah tersebut.
Pembuatan dekomposer dapat dikatakan mudah karena dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar kita dan menggunakan peralatan yang sederhana. Salah satu bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dekomposer adalah bonggol pisang dan kulit nanas. Jenis mikroorganisme lokal (MOL) yang telah teridentifikasi pada bonggol pisang antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus niger (Kesumaningwaty, 2015). Mikroba inilah yang memiliki kemampuan mendekomposisi bahan organik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai dekomposer limbah yang dapat menghasilkan pupuk organik. MOL merupakan kumpulan mikroorganisme yang diternakkan dan dapat berfungsi sebagai “starter” dalam pembuatan pupuk organik. Pengaplikasian biodekomposer MOL sangat efektif sebagai tambahan nutrisi pada tanaman dan bau khas yang dihasil pada aplikasi MOL dapat berfungsi sebagai pestisida nabati yang dapat menghalau hama tanaman (Handayani, 2015). Berdasarkan kandungan nutriennya limbah kulit nanas mengandung karbohidrat, serat, lemak, protein, kalsium, fosfor, gula dan enzim bromelin . Namun pemanfaatan limbah kulit nanas selama ini belum maksimal dilakukan, hanya digunakan sebagai pakan ternak dan sisanya dibuang begitu saja ke lingkungan. Limbah kulit nanas masih bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat, ramah lingkungan dan bernilai ekonomi misalnya dekomposer.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik dan telah melaksanakan penelitian mengenai pembuatan dekomposer dengan menggunakan bonggol pisang dan kulit nanas sebagai bahan baku. Selain itu, penulis juga menggunakan bahan-bahan alami seperti kulit pisang, air kelapa, air sumur, dan air cucian beras dalam pembuatan dekomposer. Penambahan yakult, susu kental manis, terasi, dan kulit pisang menjadi inovasi dari produk yang telah ada sebelumnya.
1. Menggunakan bahan limbah seperti bonggol pisang, kulit pisang, dan kulit nanas sehingga dapat mengurangi limbah yang ada pada daerah Kabupaten Sragen.
2. Menggunakan bahan baku lokal.
3. Kualitas dekomposer (DEBOGKUPINAS) hampir sama dengan dekomposer yang diproduksi pabrik (kimia).
4. Proses pembuatan mudah dilakukan.
Nama |
ELGA EMILIANA PUTRI, RAHMADHANI INAS SALSABILA, DAN SYIFA NUR AINI |