Bola pemadam api adalah alat yang diharapkan dapat membantu mengatasi kebakaran dengan cepat dan mudah. Dalam inovasi ini, kami menguji kinerja bola pemadam api berbasis bahan organik berupa kulit ubi yang dicampur dengan beberapa bahan kimia dalam mengatasi kebakaran ringan yang terjadi pada satu ruang saja yang mungkin melibatkan bahan padat seperti kayu, kertas, dan kain.
Inovasi ini telah kami uji sebelumnya. Pengujian dilakukan di lapangan terbuka yang mana kita mencoba membakar kumpulan daun kering dan plastik yang kami beri minyak pet lalu dibakar di dalam tong. Bola pemadam kebakaran kemudian dihisap ke dalam tong pada saat kebakaran terjadi dan kemampuan bola untuk mengatasi krisis kebakaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bola pemadam api yang diuji berhasil mengatasi kebakaran dengan baik. Namun, masih adanya delay untuk produk berekasi hingga berhasil meledak untuk menghentikan kebakaran.
Kesimpulannya, bola pemadam api berbasis bahan organik berupa kulit ubi yang dicampurkan dengan bahan tambahan berupa beberapa bahan kimia dapat menjadi alternatif yang efektif untuk memadamkan api kelas ringan.
Alasan kami tertarik dan memutuskan membuat alat pemadam ringan karena berdasarkan berita Solopos 29 September 2021, Kepala Bidang Damkar Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen Sunardi menjelaskan jumlah kejadian kebakaran rentang waktu 2018-2020 paling banyak terjadi pada tahun 2019 dengan 254 laporan. Sunardi mengatakan kebakaran api yang paling sulit dipadamkan terjadi di Pasar Janglot, Tangen, Sragen. Hal ini disebabkan karena petugas pemadam kebakaran sulit menjangkau bagian tengah pasar yang didasarkan pada keterbatasan jumlah ketersediaan air sebab sumber air yang lokasinya jauh dan kondisi bangunan pasar. Permasalahan tersebut menyebabkan kami beradaptasi untuk menciptakan pemadam api yang fleksibel atau mudah dibawa kemana-mana,
Latar belakang lain kami pilih untuk membuat produk ini karena alat pemadam api ringan di Sragen memang banyak, namun belum ada yang berbentuk bola. Hal ini dikarenakan biaya bola pemadam api di pasaran lebih mahal dan lebih sulit ditemukan daripada pemadam api ringan yang berbentuk tabung, sejauh ini bola pemadam api kebanyakan dapat ditemukan di luar negeri karena saat ini bola pemadam api tersebut di jual di pasaran luar negeri. Sehingga, banyak masyarakat yang masih asing dengan alat pemadam ringan berbentuk bola ini. Maka dari itu, kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sragen kalau alat pemadam ringan tidak hanya berbentuk tabung saja.
Ketika kita menggunakan api ringan berbentuk tabung, diperlukan pengetahuan tentang bagaiamana cara menggunakannya yang mana tidak semua orang berminat dan tertarik untuk mempelajarinya. Sedangkan jika menggunakan alat pemadam ringan berbentuk bola, tidak diperlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam menggunakannya. Jika orang yang akan menggunakan ketakutan, orang tersebut dapat melayangkannya dari jarak dengan perkiraan jarak yang tepat.
Pengembangan bola alat pemadam ringan berbentuk bola dari kulit ubi didasarkan pada kekhawatiran akan dampak negatif penggunaan bahan kimia dalam alat pemadam ringan konvensional terhadap lingkungan. Bahan kimia yang terkandung dalam alat pemadam ringan seperti gas halon, foam, atau powder dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kulit ubi dipilih sebagai bahan dasar dalam pengembangan bola APAR karena kulit ubi memiliki sifat yang mirip dengan kulit jeruk dan kulit singkong yang dapat menghasilkan gas CO2 ketika terkena api. Hal ini membuat kulit ubi dapat menjadi bahan yang efektif untuk memadamkan api pada tahap awal.
Selain itu, kulit ubi juga merupakan bahan yang mudah didapatkan dan diolah dengan biaya yang relatif murah. Oleh karena itu, bola APAR dari kulit ubi dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan hemat biaya dibandingkan dengan alat pemadam konvensional ringan.
Pengembangan bola APAR dari kulit ubi menjadi salah satu inovasi yang diharapkan dapat mengurangi dampak negatif penggunaan bahan kimia dalam konvensi APAR terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
1. Mudah digunakan: Bola APAR sangat mudah digunakan, cukup dilempar ke arah api dan bola tersebut akan meledak dan mengeluarkan bahan pemadam api.
2. Efektif memadamkan api : Bola pemadam api ini mengandung bahan kimia khusus yang mampu memadamkan api dengan cepat. Hal ini dapat membantu meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan oleh kebakaran.
3. Portable: APAR bola dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi yang diinginkan. Ukurannya yang kecil juga memungkinkan untuk disimpan di berbagai tempat yang strategis.
4. Tahan lama: APAR bola dapat bertahan hingga 5 tahun sebelum perlu diganti dengan yang baru.
5. Tanpa perlu pelatihan khusus: APAR bola tidak memerlukan pelatihan khusus untuk digunakan. Semua orang dapat dengan mudah menggunakan APAR bola untuk memadamkan api.
Dengan demikian, APAR bola dapat menjadi alternatif yang efektif dan mudah digunakan untuk memadamkan api pada tahap awal dan mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar.
Nama |
Benedictus Ivander Danianto, Yuda Fathi Albani, dan Zaskia Fonelisa Bella |